Jakarta Utara – Kemacetan parah masih terjadi di kawasan Pelabuhan Tanjung Priok, khususnya di sekitar New Priok Container Terminal One (NPCT1) sejak Rabu malam (16/4) hingga Kamis sore (17/4). Lonjakan kapal yang masuk membuat ratusan truk terjebak, padahal mereka harus segera mengangkut barang.
Menanggapi situasi ini, PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) memberikan sejumlah kompensasi kepada para pengusaha dan pengemudi yang terdampak.
Direktur Eksekutif Regional 2 Pelindo, Drajat Sulistyo, mengatakan bahwa pihaknya memperpanjang waktu pembatalan Surat Penarikan Peti Kemas (SP2) agar pengusaha tidak dikenakan biaya tambahan.
“Kami tidak menarik biaya tambahan untuk pembatalan SP2. Prosesnya kami selesaikan agar pengusaha dan sopir tidak dirugikan. Bahkan gate tapping juga kami buka,” jelas Drajat dalam konferensi pers di Kantor KSOP Utama Tanjung Priok, Jumat (18/4).
Tak hanya itu, Pelindo juga memberikan bantuan akses masuk tol bagi truk yang terjebak di jalur arteri. Bantuan ini merupakan hasil koordinasi dengan Direktorat Lalu Lintas (Dirlantas) dan Polres Metro Jakarta Utara.
“Biaya tol juga kami bantu. Kami bekerja sama dengan pihak kepolisian agar truk bisa lebih cepat masuk tol dan keluar dari kemacetan,” tambahnya.
Bahkan, Pelindo juga menyediakan konsumsi bagi para sopir truk yang terjebak berjam-jam di jalan.
Penyebab Kemacetan: Lonjakan Volume dan Keterlambatan Kapal
Menurut Drajat, kemacetan ini dipicu oleh peningkatan jumlah kapal dan kontainer yang masuk ke NPCT1. Tiga kapal besar—MSC Adu V, Ever Balmy, dan Starship Venus—baru bersandar, meskipun seharusnya sudah tiba sejak pekan lalu.
“Dua kapal harusnya sandar minggu lalu, satu lagi seharusnya datang 24 jam sebelumnya. Karena keterlambatan ini, jadwal kapal yang biasanya sudah tertata menjadi kacau, sehingga menumpuk di waktu yang bersamaan,” ungkap Drajat.
Ia juga mencatat adanya peningkatan aktivitas ekonomi pasca Lebaran, yang ditandai dengan naiknya volume peti kemas hingga 4,2 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.
“Biasanya kami menangani sekitar 2.500 kontainer, namun sekarang melonjak menjadi 4.200 kontainer. Ini hampir dua kali lipat dan merupakan penumpukan terparah yang pernah terjadi di NPCT1,” katanya.
Penanganan dan Langkah Lanjutan
Pelindo menyatakan akan terus berkoordinasi dengan pihak terkait untuk mengurai kemacetan serta mencegah kejadian serupa di masa depan. Mereka juga memastikan pelayanan tetap berjalan, meski dengan beban yang lebih tinggi dari biasanya.