
Jakarta – PT Jasaraharja Putera menggelar Simulasi Business Continuity Management System (BCMS) dengan skenario bencana gempa bumi yang memicu kebakaran di Gedung Head Office, Rabu (10/9/2025) lalu.
Kegiatan ini merupakan bentuk implementasi tata kelola risiko sekaligus upaya memastikan keberlangsungan operasional perusahaan saat menghadapi situasi darurat. Simulasi juga menjadi agenda rutin yang sejalan dengan standar ISO 22301:2019 tentang Business Continuity Management.
Melalui kegiatan ini, perusahaan berupaya memperkuat budaya kesiapsiagaan bencana di lingkungan kerja, melatih koordinasi lintas unit, serta menguji efektivitas sistem pemulihan bisnis yang telah disusun.
Rangkaian simulasi dimulai dengan prosedur drop, cover, and hold saat terjadi guncangan gempa, dilanjutkan evakuasi pegawai menuju assembly point. Tim P3K menangani pegawai yang sakit, sementara pemeriksaan gedung menemukan kebakaran di lantai 4 akibat korsleting listrik. Api berhasil dipadamkan oleh petugas pemadam internal menggunakan APAR.
Hasil penilaian menunjukkan lantai 4 tidak dapat digunakan sementara, sehingga Unit Sharia dipindahkan ke lokasi kerja alternatif di Marketing Office Cibubur. Tim pemulihan kelangsungan usaha bersama tim pemulihan teknologi kemudian melaksanakan pemulihan operasional kritikal melalui sistem kerja jarak jauh serta mengaktifkan Disaster Recovery Plan (DRP) untuk memastikan jaringan dan sistem kembali normal.
Direktur Utama PT Jasaraharja Putera, Abdul Haris, menegaskan bahwa simulasi ini menjadi bukti nyata keseriusan perusahaan dalam mengantisipasi berbagai risiko.
“Kesiapsiagaan, koordinasi, dan kedisiplinan seluruh tim merupakan kunci untuk memastikan keselamatan insan perusahaan serta kelancaran layanan kepada masyarakat. Kami percaya, melalui latihan terstruktur, perusahaan akan semakin tangguh dan adaptif dalam menghadapi potensi krisis di masa depan,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Senin (15/9/2025).
Ketua BCM PT Jasaraharja Putera, Widya Marisa, menambahkan bahwa kegiatan ini melatih kecepatan respons, kejelasan komunikasi, serta efektivitas prosedur evakuasi dan pemulihan bisnis.
“Hasil simulasi menunjukkan setiap unit kerja mampu menjalankan perannya secara optimal, termasuk dalam menyiapkan lokasi kerja alternatif dan mengaktifkan rencana pemulihan teknologi. Hal ini menjadi modal penting untuk memastikan pelayanan kepada nasabah tetap berjalan meskipun menghadapi kondisi darurat,” tuturnya.
Simulasi ini sekaligus menjadi sarana evaluasi manajemen dalam meningkatkan kualitas prosedur tanggap darurat dan pemulihan bisnis. PT Jasaraharja Putera menegaskan komitmennya membangun resiliensi operasional, memperkuat kepercayaan mitra bisnis serta nasabah, dan mewujudkan visi sebagai penyedia layanan asuransi terpercaya, profesional, dan berkelanjutan. (ADO/AS/N)
